A.
Pengertian Sejarah
Sejarah
menurut pemahaman saya ialah peristiwa penting yang
terjadi di masa lampau, tepatnya setelah manusia menemukan & memahami
tulisan, dan berpengaruh ke masa kini & masa depan, dengan manusia sebagau
subjek & objek atau sebagai yang menciptakan dan menjalankan sejarah itu
sendiri.
Konsep
dasar berfikir dalam sejarah dibagi atas 5, yaitu
1.
Kronologis, yaitu urutan peristiwa
berdasarkan waktu
2.
Diakronik, yaitu salah satu
kejadian atau fase yang akan menjelaskan kajain utama
3.
Sinkronik, yaitu bagian penting
yang melengkapi diakronik. Dapat berupa kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat
4.
Ruang, atau tempat terjadinya
sejarah
5.
Waktu
B.
Konsep Dasar Berfikir dalam
Sejarah
Berikut ialah contoh konsep dasar berfikir dalam sejarah dengan kajian
utama Jatuhnya Kekuasaan Orde Baru
Turunnya Orde Baru berarti pergantian menuju masa Reformasi, dengan
ditandai turunnya Jendral Soeharto setelah menjabat menjadi presiden selama
kurang lebih 32 tahun.
I.
Kronologis
Pada pertengahan Juli
1997 kondisi sosial politik semakin diperburuk oleh krisis moneter yang
melanda negara ini. Perekonomian yang dibangun sejak Orde Baru ternyata rapuh.
Di pasaran mata uang dunia nilai rupiah terus merosot terhadap dollar Amerika,
pada Desember 1997 rupiah terpuruk
hingga posisi Rp6.400,00 per $ US. Memasuki tahun 1998 kemerosotan nilai
rupian kian drastis. Pada tanggal 13
April nilai rupiah mencapai Rp8.000,00. Pada tanggal 17 Mei nilai rupiah mencapai Rp16.000,00 .
Krisis moneter memicu terjadinya kemerosotan ekonomi secara
meluas. Perbankan nasional terpuruk dan banyak bank beku operasi (BBO). Dunia
usaha, khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) banyak yang gulung tikar dan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun terjadi banyak tempat. Harga sembako yang
menjadi kebutuhan melambung tinggi bahkan sempat terjadi kelangkaan.
Sebenarnya pada saat itu krisis moneter juga terjadi di
beberapa negara, yang merupakan imbas dari ekonomi global yang diduga
disebabkan oleh perilaku spekulen. Beberapa negara lain yang terkena imbas
antara lain, Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Namuan Indonesia
lah yang paling merasakan dampaknya. Praktik KKN dan monopoli ekonomi pun
mewarnai pembangunan ekonomi Indonesia.
Krisis moneter meluas menjadi krisis multidimensional. Aksi
massa, aksi buruh dan aksi mahasiswa terjadi dimana-mana. Mereka menuntut agar
harga sembako turun, tidak ada lagi PHK dan lain sebagainya. Warga keturunan
Tionghoa yang tinggal di Indonesia pun menjadi sasaran amukan massa, banyak
toko-toko yang dibakar dan terpaksa harus tutup.
Aksi-aksi yang semula dilakukan dengan damai dan bersifat
lokal pun semakin meluas kemudian berubah menjadi gerakan moral atas
kepeloporan mahasiswa. Berawal dari gerakan moral, aksi menjalar menjadi
politik , dengan menuntut Soeharto untuk turun dari jabatannya.
Pada kenyataannya, aksi-aksi yang menuntut turunnya
Soeharto tidak mendapat jawaban seperti yang diharapkan. Golkar malah
mencalonkan Soeharto untuk pemilu presiden periode 1998-2003. Terpilihnya
kembali Soeharto menjadi presiden melalui SU Sidang Umum MPR (1-11 Maret 1998) malah memperparah
aksi-aksi para demontstran dan meningkatnya gejolak krisis. Aksi para mahasiswa
terus menyerukan tuntutan reformasi, tuntutan itu adalah sebagai berikut
-
Bubarkan Orde Baru dan Golkar
-
Hapuskan Dwifungsi ABRI
-
Hapuskan KKN
-
Tegakkan supremasi hukum, Hak
Asaasi Manusia (HAM), dan demokrasi
Aksi-aksi mahasiswa ini mencapai puncaknya pada 12 Mei 1998, saat itu aksi mereka
bentrok dengan pasukan pengamanan TNI, dan akhirnya muncul lah peristiwa tragis,
yaitu Tragedi Trisakti, dengan puluhan orang luka dan empat orang tewas, antara
lain Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan.
Kerusuhan ini merambat sampai dua hari selanjutnya,
kebakaran terjadi dimana-mana dan korban pun terus bertambah. Kejadian Trisakti
memicu kejadian yang semakin luas, tanggal 13
Mei 1998 terjadi kerusuhan di Jakarta dan Solo. Presiden Soeharto yang saat
itu menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Mesir memutuskan
untuk kembali ke Indonesia.
Demonstran kian bertambah besar dan merebak ke berbagai
kota di Indonesia. Tanggal 14 Mei 1998 para
demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD.
Ketua DPR/MPR yang juga Ketua Partai Golkar, Harmoko
mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto turun dari jabatannya pada 18 Mei 1998. Jendral Wiranto mengatakan
bahwa pernyataan Harmoko adalah pernyataan pribadi bukan pernyataan kolektif
atau hasil keputusan bersama. Sementara itu mahasiswa dan para demonstran terus
memenuhi Gedung DPR/MPR.
Pada tanggal 19 Mei
1998 Presiden Soeharto berbicara di TVRI bahwa ia tak akan turun dari jabatannya,
tetapi akan segera mengadakan perubahan kabinet, akan membentuk Komite
Reformasi, dan segera mengadakan pemilu serta tidak bersedia dicalonkan kembali
sebagai presiden.
Dengan semakin kuatnya tuntutan mahasiswa, tanggal 20 Mei 1998, pimpinan DPR berdasarkan
hasil konsultasi memutuskan akan menggelar Sidang Istimewa (SI) MPR jika
presiden tidak mengundurkan diri. Menanggapi hal tersebut Presiden Soeharto
berupaya membentuk Komite Reformasi dan perubahan kabinet, tatapi tidak
mendapat tanggapan yang positif.
Oleh karena itu, pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 09.05 pagi, di Istana Merdeka Jakarta, Presiden
Soeharto menyatakan berhenti, setelah 32 tahun, 7 bulan, dan 3 minggu masa
kekuasaanya sebagai presiden.
Dengan turunnya Soeharto dari jabatnnya dianggap sebagai akhir dari masa Orde Baru, dilanjutkan dengan masa
Reformasi. Segera setelah presiden mengundurkan diri, sesuai dengan pasal 8 UUD
1945, Mahkamah Agung (MA) mengangkat Bacharuddin Jusuf Habibie sebagi presiden
yang sebelumnya menjabat sebagi wakil presiden.
Berikut urutan kejadian jatuhnya masa Orde Baru
Waktu
|
Kejadian
|
Keterangan
|
Pertengahan Juli 1997
|
Kondisi sosial politik semakin
diperburuk oleh krisis moneter yang melanda negara ini
|
|
Desember 1997
|
Rupiah terpuruk hingga posisi Rp6.400,00 per $ US
|
|
17 Mei 1998
|
Nilai rupiah mencapai Rp16.000,00
|
|
1-11 Maret 1998
|
Terpilihn kembali Soeharto menjadi presiden
|
Melalui SU Sidang Umum MPR
|
12 Mei 1998
|
Aksi-aksi mahasiswa mencapai puncaknya
|
Tragedi Trisakti
|
13 Mei 1998
|
Terjadi kerusuhan di Jakarta dan Solo
|
Presiden Soeharto yang saat itu menghadiri pertemuan
negara-negara berkembang G-15 di Mesir memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
|
14 Mei 1998
|
Para demonstran mengepung dan
menduduki gedung-gedung DPRD.
|
|
18 Mei 1998.
|
Ketua DPR/MPR yang juga Ketua Partai Golkar, Harmoko
mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto turun dari jabatannya
|
|
19 Mei 1998
|
Presiden Soeharto berbicara di TVRI
bahwa ia tak akan turun dari jabatannya.
|
Mengumumkan akan segera mengadakan
perubahan kabinet, akan membentuk Komite Reformasi, dan segera mengadakan
pemilu serta tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai presiden
|
21 Mei 1998
pukul 09.05 pagi
|
Di Istana Merdeka Jakarta, Presiden Soeharto menyatakan
berhenti.
|
Setelah 32 tahun, 7 bulan, dan 3 minggu masa
kekuasaanya sebagai presiden.
Mahkamah Agung (MA) mengangkat Bacharuddin Jusuf
Habibie sebagi presiden yang sebelumnya menjabat sebagi wakil presiden.
|
II.
Diakronik
Kejadian jatuhnya Orde Baru diawali sejak terjadinya krisis
moneter, banyaknya praktik KKN yang terjadi di Indonesia. Krisi moneter pada
saat itu disebabkan perekonomian negara lumpuh, toko tutup dibmana-mana,
perusahaan bangkrut, para pegawainya tidak mau bekerja, banyak pula buruh yang
melakukan aksi mogok massal. Lalu dilanjutkan dengan aksi-aksi para demonstran
yang tidak puas terhadap kinerja pemerintah makin memperburuk keadaan.
III.
Sinkronik
Kondisi sosial masyarakat pada saat itu sangat
memprihatinkan dengan harga sembako naik dimana-mana, banyak pegawai yang di
PHK, dan banyak perusahaan yang gulung tikar. Aksi demonstrasi pun terjadi
dimana-mana dan menimbulkan banyak korban. Banyak warga sipil khusunya warga
Tionghoa merasa terancam sehingga terjadi eksodus atau perpindahan secara
besar-besaran.
IV.
Ruang
Peristiwa diatas terjadi di Indonesia,perekonomian negara
yang lumpuh berdampak ke seluruh penjuru negara.Pusat kericuhannnya berada di
Jakarta, dan kericuhan yang besarpun terjadi di Solo dan sekitarnya
V.
Waktu
Turunnya Orde Baru terjadi pada 21 Mei 1998 yang prosesnya
di awali sejak pertengahan tahun 1997.
Referensi :
Buku Sejarah SMA kelas 3 terbitan Yudhistira
Comments
Post a Comment